Last modified: 2019-10-08
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empirik dalam menentukan tarif Tindakan Bedah Ortopedi di RSAU dr. Esnawan Antariksa berdasarkan Activity Based Costing (ABC) System, dan membandingkan hasilnya dengan tarif konvensional serta tarif INA-CBG’s. Penelitian ini didasari oleh pertimbangan mengenai tarif riil yang seringkali lebih tinggi daripada tarif INA-CBG’s.
Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada tiga kasus Tindakan Bedah Ortopedi yaitu Tindakan Bedah Fraktur Clavicula, Tindakan Bedah Fraktur Femur, dan Tindakan Bedah TKR, dengan metode analisisnya yaitu Activity Based Costing System.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara analisis biaya untuk mendapatkan unit cost Tindakan Bedah Ortopedi berdasarkan Activity Based Costing System yaitu menggunakan dua tahap pembebanan biaya berupa biaya aktivitas dan biaya unit cost. Unit Cost Tindakan Operasi Fraktur Clavicula pada kelas I sebesar Rp 14.183.000; kelas II sebesar Rp 13.343.000; dan kelas III sebesar Rp 12.613.000. Unit Cost Tindakan Operasi Fraktur Femur pada kelas I sebesar Rp 18.280.300; kelas II sebesar Rp 18.940.300; dan kelas III sebesar Rp 17.710.300. Unit Cost Tindakan Operasi TKR pada kelas I sebesar Rp 35.797.444; kelas II sebesar Rp 34.917.444; dan kelas III sebesar Rp 34.157.444.
Semakin rendah kelas layanan maka akan semakin tinggi selisih antara unit cost maupun tarif berdasarkan ABC System dengan tarif konvensional dan tarif INA-CBG’s, yaitu pada Tindakan Operasi TKR kelas III. Oleh karena itu, perlu dilakukan strategi Kendali Mutu Kendali Biaya untuk mengendalikan biaya dan menjaga kualitas.
Kata Kunci:Analisis Biaya, Activity Based Costing System, Unit Cost, Tarif, Kendali Mutu Kendali Biaya, Tindakan Bedah Ortopedi